BAB I
Ilmu Sosial Dasar Sebagai Mata
Kuliah Dasar Umum
1.1 Pengertian Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Ilmu
sosial dasar (ISD) adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari, mengamati,
serta menelaah masalah – masalah sosial yang timbul dan berkembang di suatu wilayah,
dengan menggunakan pengertian-pengertian seperti konsep, fakta dan teori yang
berasal dari berbagai bidang pengetahuan dalam dunia ilmu sosial seperti
politik, sejarah, ekonomi dan psikologi sosial.
1.2 Tujuan Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Tujuan dari
Ilmu Sosial Dasar sebagai mata kuliah dasar umum (ISD)
yaitu, untuk membantu perkembangan wawasan mahasiswa dalam berfikir, agar peka
terhadap kehidupan sosial sehingga mahasiswa cepat memahami dan menyadari
adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada di dalam
masyarakat sehingga dengan mudah menyadari setiap masalah sosial yang
timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mempelajari
dan menanganinya secara cerdas dan tepat.membantu perkembangan kepribadian
mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas, serta membantu mahasiswa
mengembangkan ciri – ciri kepribadian yg diharapkan dari mahasiswa tersebut, khususnya berkenaan dengan
sikap, tingkah laku, dan pola pikir manusia dalam menghadapi manusia lain, sikap
dan tingkah laku yang didasri Ilmu Sosial Dasar, diharapkan manusia satu sama
lain dapat saling timbal balik. Ilmu sosial Dsar (ISD) juga merupakan suatu
usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala – gejala sosial
agar daya tanggap (tanggap nilai pola pikir), persepsi dan penalaran mahasiswa
dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan
mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar dan menjadi lebih baik.
1.3 3
Kelompok Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan dibagi menjadi tiga, yaitu:
v Ilmu
pengetahuan alam
v Ilmu
pengetahuan sosial
v
Ilmu pengetahuan budaya atau biasa
disebut Ilmu pengetahuan humaniora
Masing-masing
ilmu pengetahuan mempunyai suatu arti atau kajian yang sangat luas.
·
Ilmu pengetahuan alam
Tidak
dipungkiri adanya keterkaitan antara kehidupan antara manusia dengan nilai
alam. Sudah digariskan bahwa alamlah yang menjadi nilai unsur kehidupan, dengan
demikian dapat disebut dengan Ilmu pengetahuan alam, yang memiliki arti ilmu yang berkaitan dengan kehidupan antar
manusia yang semua aspeknya memerlukan suatu perhitungan yang amat dalam dan
juga berdasarkan metode-metode ilmiah. Dalam kehidupan, ilmu pengetahuan alam
sangatlah penting karena jika dilihat dari sisi lain banyak sekali manfaat yang
bisa diambil untuk memudahkan kelangsungan hidup, ilmu pengathuan alam pun
dibagi menjadi beberapa pecahan, diantaranya:
Bilogi,
yang mempelajari tentang nilai kehidupan mahkluk hidup seperti manusia, hewan,
dan tumbuhan. Tidak hanya itu, biologi pun banyak mempelajari organ-organ dalam
mahkluk hidup demi mengetahui seberapa besar perbedaan organ dalam setiap
mahkluk hidup yang mempunyai banyak manfaat dan juga tujuan.
Kimia,
yang mempelajari jenis-jenis dari alam seperti bahan-bahan yang biasa gunakan dalam
kehidupan sehari-hari. kimia juga mempelajari hasil dari alam seperi emas,
minyak bumi, garam, asam, batu bara,dan lain-lain.
Fisika,
yang memepelajari suatu skala perbandingan yang mempunyai banyak cara dan juga
langkah-langkah metode dalam perhitungannya. Di dalam proses perhitungannya,
fisika banyak menggunakan satuan dan juga massa jenis, jika dilihat dari sisi
kehidupan, ilmu fisika sangatlah menguntungkan seperti, dalam membuat suatu
gedung dengan tingkat kemiringan atau kerataan tanah dll.
·
Ilmu Pengetahuan Sosial
Dapat
diartikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang
unsur-unsur atau nilai-nilai mengenai interaksi sosial atau nilai kehidupan
dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam ilmu pengatahuan sosial dibagi menjadi
beberapa cabang, diantaranya:
Sejarah,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang aspek kehidupan di masa lampau. Ilmu
sejarah memberikan informasi bagaimana kehidupan di masa lalu berlangsung. Mulai
dari cara mereka melangsungkan kehidupannya hingga alat-alat yg digunakan oleh mereka
yang hidup di jaman primitif.
Geografi,
ilmu yang mempelajari tentang letak suatu daerah dan astronominya serta
mempelajari gejala-gejala alam.
Ekonomi,
sebuah ilmu yang menggunakan kode perhitungan dalam menjalankan sebuah
perencanaan dan juga kegiatan agar semuanya bisa berjalan dengan lancar didalam
ekonomi juga banyak sekai tentang nemanajemen keuangan dalam memenuhi apa yang
kita inginkan agar semuanya bisa terwujud.
·
Ilmu kebudayaan
Berbagai
macam suku, bangsa, adat istiadat, bahasa, ragam etnic, ciri khas, dan segala
perbedaan yang bisa dilihat dari cara
berpakaian, kebisaan dan norma memiliki karakteristik tersendiri. Sehingga muncul
lah ilmu kebudayaan yang dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
suatu norma asas di setiap wilayah diberbagai Negara.
1.4 Perbedaan Antara Ilmu Sosial Dasar (ISD) dengan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Sosial Dasar (ISD) merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari
tentang ilmu pengetahuan sosial dasar dan lebih cenderung kepada
kemasyarakatan. Berbeda dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang mempelajari
tentang cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran
poloitik,sosiologi, hukum, dsb.
1.5
Persamaan Antara
Ilmu Sosial Dasar (ISD) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
ISD dengan IPS
memiliki persamaan yaitu : Sama-sama mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan
dengan masyarakat dan hampir memiliki ruang lingkup yang sama dalam kemasyarakatan.
Juga, merupakan bahan studi untuk program pengajaran, dan keduanaya terdiri
dari kenyataan dan masalah sosial.
1.6
3
golongan bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Tiga golongan
bahan pelajaran Ilmu sosial dasar Ilmu sosial dasar adalah ilmu yang
didefinisikan berdasarkan suatu nilai dalam kependudukan yang bertempat di satu
negara yang bisa menilai, menyimpulkan, dan juga menganalasis suatu
permasalahan yang ada di sekitarnya dengan bersosialisasi, akan tetapi masih
menggunakan suatu nilai yang terpenting dalam ilmu sosial dasar yaitu
fakta, konsep, dan teori nilai tersebut semua diambil dari sejarah, ekonomi,
geografi sosial ,sosiologi, antropologi, psikologi sosial. Di berbagai masalah
pasti ada jalan keluarnya entah bagaimana caranya pasti ada saja yang
menemukannya dari melihat dari adanya fakta, analisis bermula suatu
permasalahan, sampai cara berunding pun bisa mengatasi masalahnya maka dari itu
didalam sebuah Ilmu sosial dasar terdapat tiga golongan bahan pelajaran yaitu
·
Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam
masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
·
Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian
tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar saja yang sangat
diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial.
·
Masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat,
biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara yang
satu dengan yang lainnya berbeda.
BAB II
Penduduk,
Masyarakat dan Kebudayaan
2.1 Perkembangan Penduduk Dunia Menggunakan Tabel
Dibawah
ini merupakan tabel perkembangan penduduk dunia pada tahun 1950-2008
Japan
|
83,805,000
|
China
|
1,333,207,572
|
|||||
USA
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
|||||
Russia
|
101,936,816
|
USA
|
304,838,948
|
|||||
China
|
562,579,779
|
Indonesia
|
238,567,492
|
|||||
Brazil
|
197,254,181
|
|||||||
World
|
2,555,948,654
|
World
|
6,736,383,012
|
|||||
Populasi
tahun 1950
|
Populasi tahun 2008
|
|||||||
Berdasarkan
tabel di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas Negara, pendudukny bisa bertambah
hingga 2x lipat. Lalu perkembangan penduduk dunia nya bertambah hingga 3x
lipat. Berdasarkan riset, maka dapat disimpulkan peningkatan jumlah penduduk
berkembang dengan begitu pesat. Faktor penyebab utama ini adalah adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan. Karena
dengan kemajuan teknologi kesehatan, kelahiran dapat diatur dan kematian dapat
dicegah.
Sesuai
dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap
masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4 periode, dintaranya
:
·
Periode
I
Pada
periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan
adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode
statis.
·
Periode
II
Tahap
kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan
kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat
angka kelahiran yang masih tinggi.
·
Periode
III
Periode
ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat kematian
pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun,
penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga.
·
Periode
IV
Pada masa
ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara perlahan
sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini di sebut periode penduduk
stasioner. Dari empat periode di atas,
pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kdua dan sekarang sedang
meuju periode ketiga.
2.2 Penggandaan Penduduk Dunia
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa pertumbuhan penduduk amatlah pesat. Begitu pun dengan penggandaan penduduk yang jangka waktunya makin singkat. Cepatnya pertambahan penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa pertumbuhan penduduk amatlah pesat. Begitu pun dengan penggandaan penduduk yang jangka waktunya makin singkat. Cepatnya pertambahan penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tahun
|
Jumlah
Penduduk
|
Perkembangan
per tahun
|
1830
|
1
Miliar
|
-
|
1930
|
2
Miliar
|
1
%
|
1960
|
3
Miliar
|
1,7
%
|
1975
|
4
Miliar
|
2,2
%
|
1987
|
5
Miliar
|
2
%
|
1996
|
6
Miliar
|
2
%
|
2006
|
7
Miliar
|
2
%
|
Sumber : Iskandar N , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.
Dari tabel
diatas, dapat disimpulkan bahwa dari tahun 1830-1930 pada kurun waktu 100 tahun
mengalami penggandaan penduduk, sedangkan dari tahun 1930-1975 pada kurun waktu
hanya 45 tahun telah mengalami penggandaan. Ini menunjukkan bahwa penggandaan
semakin cepat dan begitu pesat berlangsung. Dari tabel tersebut menunjukan
bahwa untuk mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang diperlukan makin
lama makin singkat.
2.3
Faktor-faktor demografi yang
mempengaruhi pertambahan penduduk
Faktor-faktor demografi
yang mempengaruhi pertambahan penduduk ada beberapa macam, diantaranya :
kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk
(migrasi).
·
Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran
bersifat bertambahnya jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang mendukung
kelahiran (pro natalitas) menghambat kelahiran (anti natalitas) Faktor-faktor
penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
·
Kawin
pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
·
Anak
dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
·
Anggapan
bahwa banyak anak banyak rejeki.
·
Anak
menjadi kebanggaan bagi orang tua.
·
Anggapan
bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak
laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro
natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
·
Adanya
program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
·
Adanya
ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi
laki-laki minimal berusia 19 tahun.
·
Anggapan
anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
·
Adanya
pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan
hanya sampai anak ke – 2.
·
Penundaaan
kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Untuk
menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran
(Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi
yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam
pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan, diantaranya :
1.
Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena
banyaknya bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak
dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan
sebagai lahir mati.
2.
Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa
kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
3.
Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang
anak (tetapi meninggal hanya sekali)
4.
Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu
orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Faktor-faktor penunjang tingginya angka fertilitas dalam suatu negara antara
lain:
1.
Kepercayaan dan Agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau
kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan
sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB
banyak.
2.
Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti
pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang
merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.
Kondisi Perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak
karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti
itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau
penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil
misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.
5.
Adat Istiadat di Masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya
nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai
anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga
mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.
Kematian dan Kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang
baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah
akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.
Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih
tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak
anak-anak dan orang-orang tua usia).
·
Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian Ada beberapa tingkat kematian, diantaranya :
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian Ada beberapa tingkat kematian, diantaranya :
a.FTingkatFKematianFKasarF(CrudeFDeathFRate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Dinyatakan tiap 1.000 orang.
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Dinyatakan tiap 1.000 orang.
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat
kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin,
pekerjaan. Dimisalkan seseorang yang berumur 85 tahun lebih memiliki
kemungkinan besar untuk mati daripada seseorang yang berusia 25 tahun . Tingkat
perbedaan resiko kematian seseorang satu sama lain sangatlah berbeda-beda. Karena
perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut
umur (Specific Death Rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih
tepat.
c. Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka
kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu
bayi yang lahir.
Bayi
adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun. Besarnya angka kematian bayi
dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan
penduduk. Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah
maka tingkat kematian bayi tinggi. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh
faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti
mortalitas).
a. Faktor Pendukung Kematian (pro
mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan
b. Faktor Penghambat Kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
2.4 Rumus Tingkat
Kematian Kasar
Tingkat
Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat
kematian kasar adalah banyaknya orang meninggal pada suatu tahun per jumlah
penduduk pertengahan tahun. Berikut perhitungan rumusnya:
CDR
: Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D
: Jumlah kematian
Pm
: Jumlah penduduk per pertengahan tahun
K
: Konstanta = 1000
Penduduk
pertengahan tahun dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
1)
Pm =
½ (P )
2)
Pm
= +
3)
Pm =
-
- Pm (1) = Jumlah penduduk petengahan tahun
- Pm (2) = Jumlah penduduk pada awal tahun
- Pm (3) = Jumlah penduduk pada akhir tahun
2.5 Rumus Tingkat Kematian Khusus (Age
Spesific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya ialah umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
Perbedaan resiko diperuntukan menurut unur (spesific death rate). Dengan
cara ini, tingkat kematian menunjukan hasil yang lebih teliti, dikarenakan
angka ini mewakili dari 1000 penduduk pada kelompok yang sama, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
2.6 Angka
Kelahiran
Angka
kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap
1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Ada beberapa cara untuk menghitung
besarnya angka kelahiran yaitu:
a. Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Disebut
kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur
penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
Misalkan angka
kelahiran adalah 25, berarti tiap 1000 penduduk Jakarta setiap tahun terdapat
kelahiran 25 bayi. Besarnya angka kelahiran kasar dapat dikatagorikan menjadi
tiga yaitu:
a) kurang dari 20 digolongkan rendah
b) antara 20 – 30 digolongkan sedang
c) lebih dari 30 digolongkan tinggi
b. Angka kelahiran menurut kelompok
umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49
tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai
kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
2.7 Pengertian Migrasi
Secara
umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau
batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi
diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara)
ke daerah (negara) lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah
(spasial) dan dimensi waktu. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting
dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak
merata.Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi
bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi
dinamika kependudukan di suatu wilayah.
2.8 Macam-macam Migrasi
1.
Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu negara ke negara lain.
2.
Imigrasi adalah masuknya penduduk ke dalam
suatu daerah negara tertentu.
3.
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari
desa ke kota.
4.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk
antarpulau dalam suatu negara.
5.
Remigrasi adalah kembalinya penduduk ke
negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.
2.9 Proses Migrasi
- Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
- Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk
- Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
- Informasi yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
- Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
- Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
- Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
- Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
- Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin
- Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk
2.10 Akibat Migrasi
a. Urbanisasi
(migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat
mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit
kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta banyak
inisiatifnya.
b. Migrasi interegional di Indonesia
kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas
tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta
tingkat laju pembangunan di luar Jawa. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari
adanya migrasi interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat.
c. Migrasi antar negara di Indonesia
adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan
1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi)
hanya sebesar o,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap
distribusi penduduk Indonesia. Walaupun migrasi dapat terjadi dalam dimensi
nasional, regional, dan internasional, namun dipandang dari sudut sosiologi
tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dan internasional (emigrasi
dan imigrasi).
2.11 3Struktur Penduduk
- Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
- Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
- Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
2.12 Bentuk Piramida Penduduk Stasioner, Muda, Tua
Piramida
Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
Piramida Muda
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Piramida Tua
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.
2.13
Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Dependency
Ratio) adalah perbandingan antara
jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun
keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio
ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan
Rasio Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai
indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara
apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin
tingginya persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban
yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
2.14Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan
Di Indonesia
Di Indonesia, kebudayaan sudah sangat berkembang. Dahulu kala banyaknya pelancong-pelancong yang menyebabkan banyaknya kebudayaan di Indonesia. Tetapi kita harus kritis dan selektif dalam memilih kebudayaan yang datang itu. Karena jangan sampai kita menggeserkan kebudayaan lama yang sudah menjadi tradisi di negeri kita ini.
2.15 Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
·
Kebudayaan Hindu Budha
Agama Hindu-Budha tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi kita semua, karena
kedua agama tersebut mempengaruhi perkembangan awal sejarah Indonesia. Agama
Hindu merupakan suatu kepercayaan yang diciptakan oleh bangsa Arya yaitu bangsa
pengembara dari utara yang masuk ke India melalui celah Kaibar dan menduduki
lembah sungai Gangga dan Yamuna. Bangsa Arya mendesak bangsa Dravida. Agama
Hindu bersifat polytheisme dengan dewa utamanya Trimurti yang terdiri dari
Brahma, Wisnu dan Syiwa. Adapun kitab sucinya adalah Weda. Sedangkan agama
Budha muncul setelah agama Hindu. Awalnya hanya sebagai suatu ajaran dalam
rangka mencari kebenaran yang dilakukan pertama kali oleh Sidharta. Sidharta
adalah putra mahkota dari Kerajaan Kapilawastu yang merupakan putra raja
Sudhodana dan putri Maya, kemudian ia mengemban menjadi cakyamuni (pendeta)
sampai menerima wahyu yang berupa kesadaran akan penderitaan dan cara menindas
penderitaan tersebut. Dalam hal ini Sidharta dianggap sebagai Budha Gautama.
Budha sebagai suatu ajaran dapat berkembang menjadi suatu agama dengan kitab
sucinya Tripitaka (tiga keranjang) yang menggunakan bahasa Pali bahasa rakyat
Magadha. Untuk selanjutnya agama Budha berkembang menjadi dua aliran yaitu
aliran Mahayana (kendaraan besar) dan aliran Hinayana (kendaraan kecil).
Kemudian kedua agama yaitu Hindu-Budha tersebut berkembang keberbagai negara di
Asia Timur maupun Asia Tenggara termasuk ke Indonesia yang akhirnya
mempengaruhi kebudayaan Indonesia.
·
Kebudayaan
Islam
Abad ke 15 da 16 agama
islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang
disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau
Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota
Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di
karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa. Abad ke 15 ketika kejayaan
maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung
Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak
di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses
perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang
kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh
dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumatera Barat, dan Pesisir Kalimantan.
2.16 Kebudayaan Barat
Selain dari pengaruh budaya asing pada masa lampau,
perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi
budaya, terutama pengaruh budaya Barat. Berbagai informasi melalui media cetak
dan elektronik dengan sentuhan kemajuan teknologi modern mempercepat akses
pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke tingkat dasar
kehidupan manusia di Indonesia.
Tak dapat dipungkiri, peradaban yang lebih maju akan banyak mempengaruhi
peradaban yang berkembang belakangan. Sebagaimana agresivitas budaya Barat yang
terus berproses dinamis dan teruji berpengaruh pada peradaban lain, terutama
peradaban timur. Secara umum, perubahan kebudayaan sekarang ini disebabkan oleh
perjuangan HAM (Hak Asasi Manusia), pelestarian alam dan lingkungan hidup,
serta tuntutan peningkatan kualitas hidup. Lebih dari itu, kehadiran budaya
Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi trend-centre masyarakat.
Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi cermin kemodernan. Hal ini
jelas mengikis prilaku dan tindakan seseorang.
Hembusan pengaruh budaya Barat, dianggap sebagai ciri khas kemajuan dalam
ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan
situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan
kearifan lokal yang menjadi warisan kebudayaan masyarakat nusantara. Nilai
tradisional masyarakat perlahan mengalami kepunahan, tak mampu bersaing dengan
derasnya publikasi budaya modern dalam konteks pergaulan masyarakat. Beberapa
dampak yang dirasakan adalah dengan menurunnya rasa sosial dan tenggang rasa
masyarakat, mengikisnya semangat kebhinekaan yang mengarah pada disintegrasi
bangsa dan pelanggaran hukum, dan pola hidup individualisme dan konsumerisme
yang bertentangan dengan sikap hidup sederhana. Kebebasan dan kesenangan hidup
masyarakat Barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan remaja yang sedang
mencari jati diri tergusur oleh tren-tren yang tak henti diiklankan sebagai
suatu gaya hidup yang menyenangkan dan mendunia. Banyak norma-norma masyarakat
pribumi di Indonesia yang terkikis dalam keseharian generasi mudanya
Daftar Pustaka
Ditulis oleh : Darma Setiawan
BAB
2 :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar