Minggu, 07 Oktober 2012

Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar #Soft Skill


BAB I
Ilmu Sosial Dasar Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum


1.1  Pengertian Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Ilmu sosial dasar (ISD) adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari, mengamati, serta menelaah masalah – masalah sosial yang timbul dan berkembang di suatu wilayah, dengan menggunakan pengertian-pengertian seperti konsep, fakta dan teori yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan dalam dunia ilmu sosial seperti politik, sejarah, ekonomi dan psikologi sosial.

1.2 Tujuan Ilmu Sosial Dasar  (ISD)
      Tujuan dari Ilmu Sosial Dasar sebagai mata kuliah dasar umum (ISD) yaitu, untuk membantu perkembangan wawasan mahasiswa dalam berfikir, agar peka terhadap kehidupan sosial sehingga mahasiswa cepat memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat sehingga dengan mudah menyadari setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mempelajari dan menanganinya secara cerdas dan tepat.membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas, serta membantu mahasiswa mengembangkan ciri – ciri kepribadian yg diharapkan dari  mahasiswa tersebut, khususnya berkenaan dengan sikap, tingkah laku, dan pola pikir  manusia dalam menghadapi manusia lain, sikap dan tingkah laku yang didasri Ilmu Sosial Dasar, diharapkan manusia satu sama lain dapat saling timbal balik. Ilmu sosial Dsar (ISD) juga merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala – gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai pola pikir), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar dan menjadi lebih baik.

1.3  3 Kelompok Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dibagi menjadi tiga, yaitu:
v  Ilmu pengetahuan alam
v  Ilmu pengetahuan sosial
v  Ilmu pengetahuan budaya atau biasa disebut Ilmu pengetahuan humaniora
Masing-masing ilmu pengetahuan mempunyai suatu arti atau kajian yang sangat luas.

·         Ilmu pengetahuan alam
Tidak dipungkiri adanya keterkaitan antara kehidupan antara manusia dengan nilai alam. Sudah digariskan bahwa alamlah yang menjadi nilai unsur kehidupan, dengan demikian dapat disebut dengan Ilmu pengetahuan alam, yang memiliki arti  ilmu yang berkaitan dengan kehidupan antar manusia yang semua aspeknya memerlukan suatu perhitungan yang amat dalam dan juga berdasarkan metode-metode ilmiah. Dalam kehidupan, ilmu pengetahuan alam sangatlah penting karena jika dilihat dari sisi lain banyak sekali manfaat yang bisa diambil untuk memudahkan kelangsungan hidup, ilmu pengathuan alam pun dibagi menjadi beberapa pecahan, diantaranya:
Bilogi, yang mempelajari tentang nilai kehidupan mahkluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Tidak hanya itu, biologi pun banyak mempelajari organ-organ dalam mahkluk hidup demi mengetahui seberapa besar perbedaan organ dalam setiap mahkluk hidup yang mempunyai banyak manfaat dan juga tujuan.
Kimia, yang mempelajari jenis-jenis dari alam seperti bahan-bahan yang biasa gunakan dalam kehidupan sehari-hari. kimia juga mempelajari hasil dari alam seperi emas, minyak bumi, garam, asam, batu bara,dan lain-lain.
Fisika, yang memepelajari suatu skala perbandingan yang mempunyai banyak cara dan juga langkah-langkah metode dalam perhitungannya. Di dalam proses perhitungannya, fisika banyak menggunakan satuan dan juga massa jenis, jika dilihat dari sisi kehidupan, ilmu fisika sangatlah menguntungkan seperti, dalam membuat suatu gedung dengan tingkat kemiringan atau kerataan tanah dll.

·         Ilmu Pengetahuan Sosial
Dapat diartikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang unsur-unsur atau nilai-nilai mengenai interaksi sosial atau nilai kehidupan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam ilmu pengatahuan sosial dibagi menjadi beberapa cabang, diantaranya:
Sejarah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang aspek kehidupan di masa lampau. Ilmu sejarah memberikan informasi bagaimana kehidupan di masa lalu berlangsung. Mulai dari cara mereka melangsungkan kehidupannya hingga alat-alat yg digunakan oleh mereka yang hidup di jaman primitif.
Geografi, ilmu yang mempelajari tentang letak suatu daerah dan astronominya serta mempelajari gejala-gejala alam.
Ekonomi, sebuah ilmu yang menggunakan kode perhitungan dalam menjalankan sebuah perencanaan dan juga kegiatan agar semuanya bisa berjalan dengan lancar didalam ekonomi juga banyak sekai tentang nemanajemen keuangan dalam memenuhi apa yang kita inginkan agar semuanya bisa terwujud.

·         Ilmu kebudayaan
Berbagai macam suku, bangsa, adat istiadat, bahasa, ragam etnic, ciri khas, dan segala perbedaan  yang bisa dilihat dari cara berpakaian, kebisaan dan norma memiliki karakteristik tersendiri. Sehingga muncul lah ilmu kebudayaan yang dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang suatu norma asas di setiap wilayah diberbagai Negara.

1.4 Perbedaan Antara Ilmu Sosial Dasar (ISD) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Sosial Dasar (ISD) merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan sosial dasar dan lebih cenderung kepada kemasyarakatan. Berbeda dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang mempelajari tentang cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran poloitik,sosiologi, hukum, dsb.

1.5  Persamaan Antara Ilmu Sosial Dasar (ISD) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
      ISD dengan IPS memiliki persamaan yaitu : Sama-sama mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan masyarakat dan hampir memiliki ruang lingkup yang sama dalam kemasyarakatan. Juga, merupakan bahan studi untuk program pengajaran, dan keduanaya terdiri dari kenyataan dan masalah sosial.

1.6  3 golongan bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Tiga golongan bahan pelajaran Ilmu sosial dasar Ilmu sosial dasar adalah ilmu yang didefinisikan berdasarkan suatu nilai dalam kependudukan yang bertempat di satu negara yang bisa menilai, menyimpulkan, dan juga menganalasis suatu permasalahan yang ada di sekitarnya dengan bersosialisasi, akan tetapi masih menggunakan suatu nilai yang  terpenting dalam ilmu sosial dasar yaitu fakta, konsep, dan teori nilai tersebut semua diambil dari sejarah, ekonomi, geografi sosial ,sosiologi, antropologi, psikologi sosial. Di berbagai masalah pasti ada jalan keluarnya entah bagaimana caranya pasti ada saja yang menemukannya dari melihat dari adanya fakta, analisis bermula suatu permasalahan, sampai cara berunding pun bisa mengatasi masalahnya maka dari itu didalam sebuah Ilmu sosial dasar terdapat tiga golongan bahan pelajaran yaitu
·        Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
·        Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
·        Masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.

BAB II
   Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

2.1 Perkembangan Penduduk Dunia Menggunakan Tabel
Dibawah ini merupakan tabel perkembangan penduduk dunia pada tahun 1950-2008

            Japan
   83,805,000
    China
    1,333,207,572

USA
    152,271,000
    India
    1,154,845,005


         Russia
101,936,816
USA
304,838,948


         China
562,579,779
Indonesia
238,567,492




Brazil
197,254,181


          World
2,555,948,654
World
6,736,383,012

                  Populasi tahun 1950
                   Populasi tahun 2008



















          
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas Negara, pendudukny bisa bertambah hingga 2x lipat. Lalu perkembangan penduduk dunia nya bertambah hingga 3x lipat. Berdasarkan riset, maka dapat disimpulkan peningkatan jumlah penduduk berkembang dengan begitu pesat. Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan. Karena dengan kemajuan teknologi kesehatan, kelahiran dapat diatur dan kematian dapat dicegah.
Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara, pertumbuhan penduduknya mengalami 4 periode, dintaranya :

·                     Periode I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah sehingga disebut periode statis.
·                     Periode II
Tahap kedua ini angka kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan kesehatan. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih tinggi.
·                     Periode III
Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk mulai turun. Tingkat kematian pada periode ini stabil sampai pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun, penyebabnya antara lain adanya pembatasan jumlah anggota keluarga.
·                     Periode IV
Pada masa ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara perlahan sehingga pertumbuhan penduduk rendah. Periode ini di sebut periode penduduk stasioner. Dari empat periode di atas, pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada periode kdua dan sekarang sedang meuju periode ketiga.
2.2 Penggandaan Penduduk Dunia
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa pertumbuhan penduduk amatlah pesat. Begitu pun dengan penggandaan penduduk yang jangka waktunya makin singkat. Cepatnya pertambahan penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tahun
Jumlah Penduduk
Perkembangan per tahun
1830
1 Miliar
-
1930
2 Miliar
1 %
1960
3 Miliar
1,7 %
1975
4 Miliar
2,2 %
1987
5 Miliar
2 %
1996
6 Miliar
2 %
2006
7 Miliar
2 %

Sumber : Iskandar N , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa dari tahun 1830-1930 pada kurun waktu 100 tahun mengalami penggandaan penduduk, sedangkan dari tahun 1930-1975 pada kurun waktu hanya 45 tahun telah mengalami penggandaan. Ini menunjukkan bahwa penggandaan semakin cepat dan begitu pesat berlangsung. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa untuk mencapai jumlah penduduk dua kali lipat waktu yang diperlukan makin lama makin singkat.

2.3 Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk ada beberapa macam, diantaranya : kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).

·         Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran bersifat bertambahnya jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang mendukung kelahiran (pro natalitas) menghambat kelahiran (anti natalitas) Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
·         Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
·         Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
·         Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
·         Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
·         Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.

Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
·                     Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
·                     Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
·                     Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
·                     Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
·                     Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan, diantaranya :

1.      Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyaknya bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2.      Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
3.      Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali)
4.      Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.

Faktor-faktor penunjang tingginya angka fertilitas dalam suatu negara antara lain:
1.      Kepercayaan dan Agama
    Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.

2.      Tingkat Pendidikan

    Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.

3.      Kondisi Perekonomian

     Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.

4.      Kebijakan Pemerintah

     Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.

5.      Adat Istiadat di Masyarakat

      Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.

6.      Kematian dan Kesehatan

    Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.      Struktur Penduduk
      Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).

·         Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian Ada beberapa tingkat kematian, diantaranya :
a.FTingkatFKematianFKasarF(CrudeFDeathFRate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Dinyatakan tiap 1.000 orang.

b.  Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Dimisalkan seseorang yang berumur 85 tahun lebih memiliki kemungkinan besar untuk mati daripada seseorang yang berusia 25 tahun . Tingkat perbedaan resiko kematian seseorang satu sama lain sangatlah berbeda-beda. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (Specific Death Rate). Dengan tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih tepat.
c. Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate = IMR) 

Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun. Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).

a. Faktor Pendukung Kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan
b. Faktor Penghambat Kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

2.4 Rumus Tingkat Kematian Kasar
Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun. Berikut perhitungan rumusnya:
CDR      : Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D            : Jumlah kematian
Pm         : Jumlah penduduk per pertengahan tahun
K            : Konstanta = 1000
Penduduk pertengahan tahun  dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
1)     Pm         =          ½ (P )
2)     Pm          =          +
3)     Pm          =           -
  • Pm  (1) =  Jumlah penduduk petengahan tahun
  • Pm  (2) =  Jumlah penduduk pada awal tahun
  • Pm  (3) =  Jumlah penduduk pada akhir tahun
  •  
2.5 Rumus Tingkat Kematian Khusus (Age Spesific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Perbedaan resiko diperuntukan menurut unur (spesific death rate). Dengan cara ini, tingkat kematian menunjukan hasil yang lebih teliti, dikarenakan angka ini mewakili dari 1000 penduduk pada kelompok yang sama, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx   = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx           = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px           = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K             = Bilangan konstan 1000

2.6 Angka Kelahiran
Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
a.  Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
Misalkan angka kelahiran adalah 25, berarti tiap 1000 penduduk Jakarta setiap tahun terdapat kelahiran 25 bayi. Besarnya angka kelahiran kasar dapat dikatagorikan menjadi tiga yaitu:

a) kurang dari 20 digolongkan rendah
b) antara 20 – 30 digolongkan sedang
c) lebih dari 30 digolongkan tinggi
b.   Angka kelahiran menurut kelompok umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.

2.7 Pengertian Migrasi

Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.

Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata.Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.

2.8 Macam-macam Migrasi
1.                  Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
2.                  Imigrasi adalah masuknya penduduk ke dalam suatu daerah negara tertentu.
3.                  Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
4.                  Transmigrasi adalah perpindahan penduduk antarpulau dalam suatu negara.
5.                  Remigrasi adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di  negara orang lain.

2.9 Proses Migrasi
  1. Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
  2. Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk
  3. Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
  4. Informasi yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
  5. Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
  6. Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
  7. Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
  8. Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
  9. Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin
  10. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk

2.10 Akibat Migrasi
a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya.
b. Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar Jawa. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat.
c. Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya sebesar o,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia. Walaupun migrasi dapat terjadi dalam dimensi nasional, regional, dan internasional, namun dipandang dari sudut sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dan internasional (emigrasi dan imigrasi).
2.11 3Struktur Penduduk
  1. Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
  2. Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
  3. Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.

2.12 Bentuk Piramida Penduduk Stasioner, Muda, Tua
 Piramida Stasioner

Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
Piramida Muda

Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Piramida Tua

Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.

2.13 Rasio Ketergantungan


 Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)  adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin tingginya persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

2.14Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan Di Indonesia

Di Indonesia, kebudayaan sudah sangat berkembang. Dahulu kala banyaknya pelancong-pelancong yang menyebabkan banyaknya kebudayaan di Indonesia. Tetapi kita harus kritis dan selektif dalam memilih kebudayaan yang datang itu. Karena jangan sampai kita menggeserkan kebudayaan lama yang sudah menjadi tradisi di negeri kita ini.

2.15 Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
·         Kebudayaan Hindu Budha


Agama Hindu-Budha tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi kita semua, karena kedua agama tersebut mempengaruhi perkembangan awal sejarah Indonesia. Agama Hindu merupakan suatu kepercayaan yang diciptakan oleh bangsa Arya yaitu bangsa
pengembara dari utara yang masuk ke India melalui celah Kaibar dan menduduki lembah sungai Gangga dan Yamuna. Bangsa Arya mendesak bangsa Dravida. Agama Hindu bersifat polytheisme dengan dewa utamanya Trimurti yang terdiri dari Brahma, Wisnu dan Syiwa. Adapun kitab sucinya adalah Weda. Sedangkan agama Budha muncul setelah agama Hindu. Awalnya hanya sebagai suatu ajaran dalam rangka mencari kebenaran yang dilakukan pertama kali oleh Sidharta. Sidharta adalah putra mahkota dari Kerajaan Kapilawastu yang merupakan putra raja Sudhodana dan putri Maya, kemudian ia mengemban menjadi cakyamuni (pendeta) sampai menerima wahyu yang berupa kesadaran akan penderitaan dan cara menindas penderitaan tersebut. Dalam hal ini Sidharta dianggap sebagai Budha Gautama. Budha sebagai suatu ajaran dapat berkembang menjadi suatu agama dengan kitab sucinya Tripitaka (tiga keranjang) yang menggunakan bahasa Pali bahasa rakyat Magadha. Untuk selanjutnya agama Budha berkembang menjadi dua aliran yaitu aliran Mahayana (kendaraan besar) dan aliran Hinayana (kendaraan kecil). Kemudian kedua agama yaitu Hindu-Budha tersebut berkembang keberbagai negara di Asia Timur maupun Asia Tenggara termasuk ke Indonesia yang akhirnya mempengaruhi kebudayaan Indonesia.
·         Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa. Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisir Kalimantan.
2.16 Kebudayaan Barat
Selain dari pengaruh budaya asing pada masa lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin menekan proses akulturasi budaya, terutama pengaruh budaya Barat. Berbagai informasi melalui media cetak dan elektronik dengan sentuhan kemajuan teknologi modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke tingkat dasar kehidupan manusia di Indonesia.
Tak dapat dipungkiri, peradaban yang lebih maju akan banyak mempengaruhi peradaban yang berkembang belakangan. Sebagaimana agresivitas budaya Barat yang terus berproses dinamis dan teruji berpengaruh pada peradaban lain, terutama peradaban timur. Secara umum, perubahan kebudayaan sekarang ini disebabkan oleh perjuangan HAM (Hak Asasi Manusia), pelestarian alam dan lingkungan hidup, serta tuntutan peningkatan kualitas hidup. Lebih dari itu, kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi trend-centre masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi cermin kemodernan. Hal ini jelas mengikis prilaku dan tindakan seseorang.
Hembusan pengaruh budaya Barat, dianggap sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan kebudayaan masyarakat nusantara. Nilai tradisional masyarakat perlahan mengalami kepunahan, tak mampu bersaing dengan derasnya publikasi budaya modern dalam konteks pergaulan masyarakat. Beberapa dampak yang dirasakan adalah dengan menurunnya rasa sosial dan tenggang rasa masyarakat, mengikisnya semangat kebhinekaan yang mengarah pada disintegrasi bangsa dan pelanggaran hukum, dan pola hidup individualisme dan konsumerisme yang bertentangan dengan sikap hidup sederhana. Kebebasan dan kesenangan hidup masyarakat Barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan remaja yang sedang mencari jati diri tergusur oleh tren-tren yang tak henti diiklankan sebagai suatu gaya hidup yang menyenangkan dan mendunia. Banyak norma-norma masyarakat pribumi di Indonesia yang terkikis dalam keseharian generasi mudanya




Daftar Pustaka
Ditulis oleh : Darma Setiawan
BAB 2 :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar