Selasa, 23 Desember 2014

Tanya: Why Must Antivaks?

 Bismillaahirrahmanirrahym..
Seorang penuntut ilmu berkata : “Semakin kita mencari tau ilmu, semakin kita sadar bahwa masih sedikit ilmu yang kita tau”. Kata yang sangat tepat untuk setiap manusia yang mau terus “belajar” J.
Malam ini, Alhamdulillaah alladzi bini’matihi tatimmus shalihaat, saya mendapat ilmu (lagi) dari teman-teman saya. Teman yang usianya terpaut cukup jauh & teman SMA saya; Nenny Fatmawati yg sekarang sedang menekuni pendidikan di akamigas Balongan jurusan teknik kimia.
                Berawal mereka yang gencar memposting perihal vaksinasi, imunitas, dan sunnah mentahniq. Dan berkat mereka yang sering menyebut-nyebut kata “antivaks”, jadilah saya penasaran dan memutuskan untuk googling; apa itu antivaks? Ternyata, antivaks adalah singkatan dari anti vaksinasi. Antivaks adalah sebuah kelompok yang dibuat guna menolak adanya gerakan vaksinasi di Indonesia.
Akhirnya.. malam itu juga saya putuskan untuk mencari tau mengenai vaksin, googling mengenai peningkatan imunitas, dan Alhamdulillaah-teman saya-Nenny-menanggapi kebingungan saya mengenai vaksinasi,

“El, kemarin kebetulan aku abis kunjungan ke industry yang berperan memproduksi vaksin. Kalau ella mau, ella bisa baca laporanku, tapi jangan kaget yaa”

Pikir saya.. Kalau Nenny sudah bilang begini, saya yakin isinya tentu mengagetkan, hehehe.
Saya menunggu 10 menit, masuklah email dari beliau. Saya baca perlahan, saya coba pehami, bahkan saya ulangi.. Dan ternyata memang cukup mencengangkan yaa JJ SubhanAllaah..




Ternyata itu ya yang disebut dengan vaksin? Yang meningkatkan imunitas? Yang merangsang antibody? Seperti itu? Kalau faktanya seperti itu, kemana saya harus memohon untuk bergabung sebagai antivaks? Ya Allaah.. Serem.. Tapi inilah negeriku.. Entah berkiblat kepada siapa hingga menggalakan vaksinasi yang katanya menyehatkan generasi.


Cukup mengagetkan orang awam seperti saya.. Vaksin yang awalnya saya dan mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai “obat” awal untuk balita, ternyata dibuat dengan berbagai bahan yang mengerikan..
Saya kurang berani untuk menyebutkan bahan yang digunakan untuk membuat vaksin, tetapi teman saya sedikit cerita : “Waktu aku di sana (industry pembuatan vaksin) mereka ngga terbuka. Dan ngga mungkin terbuka kan, mereka Cuma bilang disana memang pakai darah kuda sebagai salah satu bahan membuat vaksin”.
Sampai sini sajaa.. bagaimana? Kaget ngga sih sebagai orang awam dengar “darah kuda” sebagai bahan vaksin? La hawla walaa quwwata illa billaah.. Ngeri.
Saya ngga berhenti sampai disini, saya cari referensi lain karena sebagai muslimah kita di wajibkan untuk tabayyun yaa J mencari tau dahulu sebelum koar-koar  J hhe. Saya Tanya ke teman saya yang mempelajari Thibun Nabawi, dan memang benar.. mereka pun tidak setuju dengan vaksinasi, bahkan mereka langsung memberi wejangan;

“Nanti, kalau sudah menikah dan punya anak. Jauhin deh dari yg namanya vaksinasi”

Setelah menjelajah sana sini mengenai vaksinasi, dan imunitas, saya putuskan malam ini, InsyaAllaah.. Bahwa saya-pun-seorang antivaks. InsyaAllaah.. Saya putuskan sejak ssaat ini walaupun belum menikah dan tentunya belum memiliki anak. Menurut saya, antivaks adalah kewajiban orangtua untuk anaknya J
Ada yang terlewat. Sebelum memutuskan untuk “Antivaks Wannabe”, saya sudah sedikit tau mengenai “metode meningkatkan imunitas pada bayi” yaitu dengan metode mentahniq, yaitu orangtua (abi) sang bayi mengunyah kurma sebanyak 40X kunyahan yaitu sampai benar-benar halus, kemudia di berikan kepada bayi. Namun ada hal penting untuk diperhatikan; Saat mentahniq, boleh dilakukan oleh orangtua, maupun orang sholeh lainnya, mengapa orang sholeh? Sebab tidak semua orang memiliki masa lalu yang baik. Bisa jadi sebelum orangtua memperdalam Islam, sang abi memiliki riwayat perokok aktif, maka tidak layak mentahniq anaknya. Karena dikhawatirkan akan memindahkan bakteri maupun jamur kepada sang anak J
Ada cara lain selain mentahniq bayi dengan kunyahan kurma, yaitu dengan sari kurma maupun madu alami dan asli yang sudah banyak tersedia di took herbal dan apotek. Tidak masalah. InsyaAllaah J. Dengan mentahniq, Bi’idznillaah, dengan izin Allaah imunitas sang anak akan meningkat. Begitulah metode yang di ajarkan oleh Rasulullaah saw.
Ada sedikit catatan untuk pembaca, semoga berkenan..
Untuk ibu muda (dan juga saya yang belum menikah) perlu di pahami, bahwa begitu besar makna dari “belajar”, terutama mempelajari keislaman. Ada berjuta-juta ilmu yang belum kita tau, termasuk ilmu kehamilan dan persalinan secara syar’i. Muslimah itu harus cerdas. Cerdas dalam agama, sebab dengan begitu InsyaAllaah ia mengerti bagaimana cara untuk melakukan berbagai hal sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.. Termasuk sunnah mentahniq, semoga semakin banyak ibu yang aware terhadap vaksinasi, sehingga semakin banyak yang memutuskan untuk menjadi seorang antivaks dan beralih kepada Thibun Nabawi, sebaik-baik pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Sekian, semoga bermanfaat J
Wassalamu’alaikum warohmatullaah..

Jumat, 19 Desember 2014

ITJ-BN (latepost)

Bismillahirrahmanirrahym..

Beberapa minggu yang lalu, Alhamdulillaah bini'matihi tatimusshalihat.. Saya diberi Allaah kesempatan untuk hadir di seminar pra-nikah. Alhamdulillaah, bermanfaat dan bikin mau ikut lagi... hehehe
Alhamdulillaah untuk materinya, saya mencatat  hampir lengkap! Tapi maaf tulisannya seharusnya bagus yaa, hehe berhubung tidak ada alas saat nulis. Jadi harap maklum yaa, semoga tetapkebaca J

Untuk yang belum menikah.. Bersabarlah semoga dengan ketaatan kita tetap dapat menjaga diri, agar tetap mulia di hadapan Allaah Subhanallaah Wa ta'ala J dan harapan saya setelah membaca materi ini, siapapun yang merasa dirinya telah siap, bisa bisa berfikir untuk menyegerakan proses ta’aruf menjadi sebuah proses khitbah, kemudian berlanjut menjadi suatu walimah yang berkah. Semoga bermanfaat.. (nasehat + curhat, hhha)

#Hamasah!! 
#Prepare!!












J

26 Safar 1436 H

Saat melihat banyaknya deretan dan tumpukkan buku, aku jadi berfikir. 
Bukan tentang seberapa banyak buku yang kubeli.
Bukan pula tentang seberapa banyak buku yang telah kubaca. Tetapi bagaimana aku mengambil kebaikan dari setiap kata-kata yang ada di dalamnya.. Setelah itu, menunaikan kewajibanku yang pada awalnya hanya sebagai pembaca, berubah menjadi pengemban amanah. 

Sebab apa? Sebab buku yang sudah kau baca. Yang di dalamnya terdapat kebaikan. Berarti itu adalah amanah untukmu. Maka embanlah!









26 Safar, 1436 H (19 Desember 2014)

Bismillahirrahmanirrahym..

Ada yang tak biasa dengan dua insan anak adam hari ini. 
Keduanya manis. Yang satu cantik, yang satu tampan. 
Yang satu dikenal, yang satu haobbinya mengenal. 

Saat dulu. Ada yang menarik. Yang satu telah lama memperhatikan, yang satu tak akan tahu bahwa dirinya diperhatikan.
Sudah lama. Lama sekali. Tak ada yang tahu selain si cantik dengan Tuhannya. Pertemuan
mereka seakan-akan sebelah pihak. Hanya satu yang merasa "bertemu" saat mereka berpapasan.

Saat dulu. Masih teringat jelas. Di waktu duha, dikampus tempat praktikum dilaksanakan. Keduanya berada dalam satu mushollah berhijab (dengan pembatas untuk ikhwan dan akhwat). Tak direncanakan. Yang satu memperhatikan. Yang satu tak sadar diperhatikan.

Karena saat itu...
yang satu dikenal. Yang satu lagi hobbi mengenal...