Seorang penuntut ilmu berkata : “Semakin
kita mencari tau ilmu, semakin kita sadar bahwa masih sedikit ilmu yang kita tau”.
Kata yang sangat tepat untuk setiap manusia yang mau terus “belajar” J.
Malam ini, Alhamdulillaah alladzi bini’matihi tatimmus shalihaat,
saya mendapat ilmu (lagi) dari teman-teman saya. Teman yang usianya terpaut
cukup jauh & teman SMA saya; Nenny Fatmawati yg sekarang sedang menekuni
pendidikan di akamigas Balongan jurusan teknik kimia.
Berawal mereka yang gencar
memposting perihal vaksinasi, imunitas, dan sunnah mentahniq. Dan berkat mereka
yang sering menyebut-nyebut kata “antivaks”, jadilah saya penasaran dan memutuskan
untuk googling; apa itu antivaks? Ternyata, antivaks adalah singkatan dari anti
vaksinasi. Antivaks adalah sebuah kelompok yang dibuat guna menolak adanya gerakan
vaksinasi di Indonesia.
Akhirnya.. malam itu juga saya
putuskan untuk mencari tau mengenai vaksin, googling mengenai peningkatan
imunitas, dan Alhamdulillaah-teman saya-Nenny-menanggapi kebingungan saya mengenai
vaksinasi,
“El, kemarin kebetulan aku abis
kunjungan ke industry yang berperan memproduksi vaksin. Kalau ella mau, ella
bisa baca laporanku, tapi jangan kaget yaa”
Pikir saya.. Kalau Nenny sudah bilang begini, saya
yakin isinya tentu mengagetkan, hehehe.
Saya menunggu 10 menit, masuklah email dari beliau. Saya
baca perlahan, saya coba pehami, bahkan saya ulangi.. Dan ternyata memang cukup
mencengangkan yaa JJ
SubhanAllaah..
Ternyata itu ya yang disebut dengan vaksin? Yang
meningkatkan imunitas? Yang merangsang antibody? Seperti itu? Kalau faktanya
seperti itu, kemana saya harus memohon untuk bergabung sebagai antivaks? Ya
Allaah.. Serem.. Tapi inilah negeriku.. Entah berkiblat kepada siapa hingga
menggalakan vaksinasi yang katanya menyehatkan generasi.
Silahkan baca penjelasannya vaksinasi di : http://danusiri.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/kebidanan/pandangan-islam-tentang-imunisasi/
Cukup mengagetkan orang awam seperti
saya.. Vaksin yang awalnya saya dan mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia
sebagai “obat” awal untuk balita, ternyata dibuat dengan berbagai bahan yang
mengerikan..
Saya kurang berani untuk menyebutkan bahan yang
digunakan untuk membuat vaksin, tetapi teman saya sedikit cerita : “Waktu aku
di sana (industry pembuatan vaksin) mereka ngga terbuka. Dan ngga mungkin
terbuka kan, mereka Cuma bilang disana memang pakai darah kuda sebagai salah
satu bahan membuat vaksin”.
Sampai sini sajaa.. bagaimana? Kaget ngga sih sebagai
orang awam dengar “darah kuda” sebagai bahan vaksin? La hawla walaa quwwata
illa billaah.. Ngeri.
Saya ngga berhenti sampai disini, saya cari referensi
lain karena sebagai muslimah kita di wajibkan untuk tabayyun yaa J mencari tau dahulu sebelum
koar-koar J hhe. Saya Tanya ke teman saya yang mempelajari Thibun
Nabawi, dan memang benar.. mereka pun tidak setuju dengan vaksinasi, bahkan
mereka langsung memberi wejangan;
“Nanti, kalau sudah menikah dan
punya anak. Jauhin deh dari yg namanya vaksinasi”
Setelah menjelajah sana sini mengenai vaksinasi, dan
imunitas, saya putuskan malam ini, InsyaAllaah.. Bahwa saya-pun-seorang
antivaks. InsyaAllaah.. Saya putuskan sejak ssaat ini walaupun belum menikah
dan tentunya belum memiliki anak. Menurut saya, antivaks adalah kewajiban
orangtua untuk anaknya J
Ada yang terlewat. Sebelum
memutuskan untuk “Antivaks Wannabe”, saya sudah sedikit tau mengenai “metode
meningkatkan imunitas pada bayi” yaitu dengan metode mentahniq, yaitu orangtua
(abi) sang bayi mengunyah kurma sebanyak 40X kunyahan yaitu sampai benar-benar
halus, kemudia di berikan kepada bayi. Namun ada hal penting untuk
diperhatikan; Saat mentahniq, boleh dilakukan oleh orangtua, maupun orang
sholeh lainnya, mengapa orang sholeh? Sebab tidak semua orang memiliki masa
lalu yang baik. Bisa jadi sebelum orangtua memperdalam Islam, sang abi memiliki
riwayat perokok aktif, maka tidak layak mentahniq anaknya. Karena dikhawatirkan
akan memindahkan bakteri maupun jamur kepada sang anak J
Ada cara lain selain mentahniq bayi dengan kunyahan
kurma, yaitu dengan sari kurma maupun madu alami dan asli yang sudah banyak
tersedia di took herbal dan apotek. Tidak masalah. InsyaAllaah J. Dengan mentahniq, Bi’idznillaah,
dengan izin Allaah imunitas sang anak akan meningkat. Begitulah metode yang di
ajarkan oleh Rasulullaah saw.
Ada sedikit catatan untuk pembaca,
semoga berkenan..
Untuk ibu muda (dan juga saya yang belum menikah) perlu
di pahami, bahwa begitu besar makna dari “belajar”, terutama mempelajari
keislaman. Ada berjuta-juta ilmu yang belum kita tau, termasuk ilmu kehamilan
dan persalinan secara syar’i. Muslimah itu harus cerdas. Cerdas dalam agama,
sebab dengan begitu InsyaAllaah ia mengerti bagaimana cara untuk melakukan
berbagai hal sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.. Termasuk sunnah mentahniq,
semoga semakin banyak ibu yang aware terhadap vaksinasi, sehingga semakin
banyak yang memutuskan untuk menjadi seorang antivaks dan beralih kepada Thibun
Nabawi, sebaik-baik pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Sekian, semoga
bermanfaat J
Wassalamu’alaikum warohmatullaah..